Bismillahirrahmanirrahim
Al Hasan Al Bashri mengatakan, "Al Qur'an diturunkan untuk diamalkan, namun orang-orang menjadikan bacaan Al Qur'an sebagai amalan." Maksudnya, mereka sebatas membaca Al Qur'an, tanpa mengamalkannya.
Begitu pula untuk memperingati khataman Al Qur'an, para Qurra' ( Qurra’ adalah jama’ dari qari’, yang artinya orang yang membaca ) rela merogoh kocek untuk mengadakan suatu perayaan yang gegap gempita dengan menyalakan lampu-lampu. Mereka menyiakan harta benda, menyerupai kaum majusi, & menyediakan sarana berkumpul antara kaum perempuan & laki-laki di malam hari. Iblis membuai mereka, bahwa peringatan tersebut dari kemuliaan Islam.
Sumber : Talbis Iblis, Ibnul Jauzi
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Dan setelah ngebaca tulisan diatas, seketika teringat sekitar 4th yg lalu sepertinya. Ada wisuda para penghafal Al Qur'an besar2an disebuah stadion. Dan anehnya, menghadirkan "legenda" dari kaum penyembah berhala untuk meramaikan acara tersebut.
Memang, tokoh yang memiliki sebuah tempat pendidikan para penghafal Al Qur'an itu begitu terpandang. Bahkan dikatakan sebagai seorang yang fahim dalam ilmu agama, khususnya sedekah, bisnis & mencetak para penghafal Qur'an. Ma syaa Allah.
Tapi sayangnya, aqidahnya tak sesuai dg kelebihan yang telah disandangnya selama ini.
Inilah yang terkadang membuat syubhat (ragu2, abu2) terhadap mereka yang masih awam. Hanya memandang secara dzohir (apa yang tampak secara kasat mata), tapi lalai untuk belajar mengetahui lebih mendalam.
Memohon terus kepada Allah untuk ditunjukkan yang haq itu haq & meminta pada Allah agar kita bisa mengikutinya. Dan memohon untuk ditunjukkan yang bathil itu bathil & meminta pada Allah agar kita dapat menjauhinya.
Catatan kecil untuk mengingatkan ku.
Wallahua'lam