Thursday, 4 October 2012

Bongkar "Konspirasi"

By. Putri Filzaty
Bismillahhirrahmannirrahim...

Sebenarnya, buku-buku konspirasi itu sangat bagus, saking bagusnya bisa membuat kita menjadi GILA!
Kenapa?

Info yang dijabarkan dalam sebuah buku, bukan hanya berasal dari daerah dimana kita tinggal, dimana kita pernah singgahi, tapi berasal dari berbagai daerah yang belum pernah disinggahi dan belum pernah tersentuh dalam benak sebelumnya.

Mungkin itu memang tidak menjadi sebuah masalah. Bahkan terkadang hanya terpikir “oh, jauh tempatnya, santai saja..”

Tapi yang menjadi masalah, info itu, bukan hanya sekedar karangan fiktif, tapi “nyata”! sekali lagi saya ditekankan “nyata” ! bagaimana otak bisa berhenti memikirkannya? Buku-buku konspirasi itu, walaupun berbeda pengarang atau penulis, semuanya menuju pada satu arah “membongkar kebohongan dalam sebuah fakta” ! semuanya saling berkaitan.. bahkan kalau diringkas itu merupakan suatu pokok penting yang harusnya “dijadikan ladang amal”.

Kenapa saya bilang amal? Karena itu merupakan suatu kebohongan, yang dibongkar berdasarkan fakta. Dan berarti, kita berada disisi yang benar, bukan yang salah, kalau kita berani untuk menyampaikan hal tersebut!

Membenarkan suatu kesalahan, adalah dosa! Kita pasti tahu itu. Tapi kalau membenarkan yang benar? Itulah pahala!

Memang, kenyataannya dilapangan, menceritakan cerita yang “awam” di telinga masyarakat, kebanyakan memang sulit. Tapi kalau itu berupa cerita? Percayalah! Mereka akan selalu mengingatnya, dibandingkan teori yang hanya ada dalam rangkaian tulisan.

Cerita, bukan hanya berbentuk lisan, namun juga tulisan. Ya seperti kata “tersirat dan tersurat”. Menyampaikan cerita seperti yang tersirat (lisan) pun tidak semua orang bisa, namun terkadang dapat tersampaikan secara tidak sengaja yang biasanya disebut “curhat”. Apalagi tersurat, yang biasanya karakter tulisan orang itu bermacam-macam. Ada yang memang menggebu saking bersemangatnya, ada yang tenang, tapi maknanya sangat dalam, ada juga yang memotivasi, dan masih banyak lagi karakter tulisan lainnya.

Nah, bercerita mengenai konspirasi, yang dimana sangat jarang orang paham atau mengenalnya, kita butuh membaca dan bercerita.

Kenapa?

Pertama, kita tahu arti “konspirasi” itu dari pertanyaan yang ada di dalam benak, melalui kejadian disekitar. Kemudian mencari tahu “mengapa, kenapa, bagaimana” persis 5W + 1H. Kebanyakan fakta yang akan didapat itu dari penelitian, kemudian dituangkan dalam berbagai buku atau tulisan tepatnya. Bahkan bisa dalam media yang lainnya. Bacalah buku-buku mengenai hal tersebut sebanyak mungkin. INGAT! Media massa, baik itu cetak, elektronik dan lain sebagainya justru malah “tak pernah luput dari konspirasi”. Jadi, sebaiknya sharing dengan yang paham, karena itu akan membantu untuk menuangkan ide-ide atau pemikiran kritis dari pemahaman masing-masing.

Kedua, setelah pemahaman semakin mendalam, walaupun diri sendiri lebih tahu, bahwa masih banyak ilmu yang belum tergali,berusahalah untuk menceritakan. Ceritakanlah ke orang-orang terdekat disekitar, bahwa konspirasi itu berada tak pernah jauh disekitar kita. Banyak sekali contoh dalam kehidupan sehari-hari. Ingat, ceritakan dalam bentuk “curhat” bukan teori, karena orang akan merasa cenderung bosan dan tak tertarik.

Ketiga, ketika pemikiran mereka semakin terbuka mengenai kebenaran yang ada, pinjamkan buku-buku mengenai konspirasi. Percayalah, mereka pun akan terus dan terus berpikir. Sampai akhirnya, terjadilah cerita beruntun..

Robbanaa arinal haqqo haqqon warzuqnatibaa’ah, Wa arinal baathila baathilan warzuqnattinabah
(Ya Allah, tunjukkanlah yang haq (benar) itu haq dan yang bathil(bohong) itu bathil)

Tuesday, 2 October 2012

Pesantren -- membuatku minder :|

by. Putri Filzaty

bismillahhirrahmannirrahim ...
Rasanya kalau sudah mendengar nama atau cerita berbau pesantren, aku bisa menjadi minder sendiri. Alasannya?

Aku dilahirkan dari sebuah keluarga muslim yang aku sendiri tak ingin menyebutkan bibit bebet dan bobotnya, menurutku sekarang itu bukanlah hal yang penting. Karena bagiku, masa lalu bukanlah bagian dari masa sekarang.

Jalur pendidikanku sama seperti yang lain, melewati jalur biasa. SD, SMP, SMA umum.. tak pernah terpikir dulu untuk masuk ke MIN, MTS ataupun MAN. Apalagi pesantren. Namun, apabila aku diberikan kesempatan untuk melahirkan dari rahimku sendiri, aku ingin sekali memboyongnya untuk masuk di pesantren.

Aku memang seorang muslim dari aku kecil. Tapi untuk pemahaman agama, aku sangat jauh sekali. Yang terakhir aku ingat ketika mengaji itu waktu SD, itupun sampai juz 2. Sampailah aku kuliah di semester 7, baru aku melanjutkan belajar mengaji lagi. Kalau ada yang bilang itu waktu yang sia-sia, memang iya. Kalau ada yang menyesalkan waktu selama itu, memang iya. Tapi aku tak bisa memungkirinya.

Dari SD sampai kuliah disemester 5, aku sempat terjebak dalam dunia karir. Bekerjakah aku? Tidak. Lalu? Hanya hoby sampingan yang bisa membawa aku mencapai puncak karir, itu menurutku. Rasanya langkah untuk menuju artis itu sudah didepan mata, jika aku berani untuk melanjutkannya. Berani untuk bermaksiat lebih banyak lagi. Namun, Allah punya rencana yang lebih indah. Cukup maksiat yang diperbuat, waktunya aku bertobat nasuha.

Pengalaman apa yang aku dapat selama belasan tahun mengenal dan mencintai dunia? Banyak. Banyak sekali. Dari gaya hidup hedonis, sampai lupa akan kewajiban seorang muslim, alih-alih menyepelekan. Apalagi bagian hidup anak muda.

Penyesalan kah? Iya, sangat menyesal!

Memang pernah dulu sempat terpikir dibenak.
“kapan aku bisa memperdalam agama?”
“karirku alhamdulillah selalu menanjak, materi berlimpah, tapi batinku kosong.”
“dosakah yang aku perbuat ini?”
Mungkin sekiranya hanya itu yang bisa mewakili dari sekian banyak lika-liku kehidupan.

Rasanya wajar, jika aku minder dengan pendidikan ala pesantren. Itu semua berpengaruh pada masa depanku. Masa depanku di dunia dan akhirat.

Masihkah aku mencintai dunia sekarang ini? Tidak, bahkan aku sangat membencinya! Banyak harapan palsu, angan-angan palsu, dan impian palsu.

Lalu apa yang aku lakukan sekarang? Aku memilih untuk sedikit demi sedikit berusaha menjauhi semua itu, dengan proses. Proses yang membuat aku terkadang bisa berada diatas, ketika aku merasa sangat bahagia, dengan kenikmatan yang diberikan-Nya. Tapi akupun bisa berada dibawah, ketika cobaan yang beruntun mencoba datang dan menemui lalu berkata, “bersabarlah dan teruslah memohon pada-Nya dengan sholat dan sedekah.”

Lalu, kenapa pesantren? Karena aku memiliki pandangan, dari situlah muncul generasi hebat. Orang tua, yang benar-benar meng-ikhlaskan putra-putrinya menuntut ilmu setinggi mungkin, untuk kehidupan dunia dan akhirat nanti. Walaupun dengan waktu pertemuan yang minim. Namun tak ayal, sedikit dari mereka yang tidak tahan akan kehidupan indah dipesantren, entah mengapa, itu hanya mereka yang tahu jawabannya.

Namun, kucoba fokuskan. Walaupun aku masih jauh dari pembelajaran semua itu, aku berani untuk mengejar. Jikapun besok telah tiada, aku harus yakin jannah itu milik Allah, dan Allah yang berhak menentukan kemana hambanya masuk. Janji Allah itu pasti, janji manusia itu .....

Buku itu ...


bismillahirrahmannirahim...

Awalnya datang ke toko buku itu niatnya mau untuk meminjam kembali suatu buku yang sudah pernah aku pinjam, karena akan aku fotokopi. Aku sangat tertarik dengan buku tersebut, apalagi dengan isinya. “Gerakan Theosofi di Indonesia” kurang lebih buku itu bercerita mengenai bagaimana sepak terjang aliran kebatinan Yahudi di Indonesia, semenjak masa penjajahan yang dilakukan oleh Belanda hingga mempengaruhi berbagai pemikiran para tokoh di Indonesia.

Toko buku itu tertutup setengah dari pintu besinya, aku pikir akan segera tutup.

“assalamu’alaikum.”
“wa’alaikumussalam wr.wb.”
“permisi bang qodja, putri mau minjem lagi buku yang udah putri balikin kemaren, yang tentang theosofi itu. Soalny mau putri fotokopi, ada tulisan yang berkaitan dengan skripsi putri. Hehe.”
“oh iya, sebentar.”
“ini put, baca juga yang ini, bukunya bagus, kisah nyata!”
“oh gt  ya.”
“tapi balikinnya hari selasa ya.”
“oh iya bg, makasih ya.”
“rumah putri dimana?”
“di komplek untan bg.”
“oh deket ya. Emang habis darimana?”
“dari masjid Al-Ilham di STKIP itu.”
“ada kajian ya malam ini?”
“ada seharusnya, tapi tadi ga ada.”
“oooh..”
“mari bg, assalamu’alaikum.”
“wa’alaikumussalam wr.wb.”

Sesampai dirumah, aku yang tadinya ingin langsung beristirahat, namun berubah pikiran. Karena perut yang lapar dan rasa haus yang sangat, maka aku memilih untuk mencari makan. Ketika saat itu juga, adikku yang kembar makan nasi goreng tidak habis.

“pa, kenyang.”
“ha! Buat mba putri jak dek!”
“niaa, ambeklah.”

Setelah aku jadikan satu nasinya, mama ternyata mau. Kemudian aku bagi dua di piring yang berbeda, lalu aku pun masuk ke dalam kamar. Langsung aku rebahkan tubuhku ke kasur yang aku tunggu sedari tadi. Langsung aku ambil buku tersebut. “The Khilafa”

Baru membaca bagian belakang sampul, aku langsung tertarik untuk membacanya. Baru awal membaca saja, aku sudah dikejutkan oleh cerita yang membuat dadaku sesak dan air yang menggenang di kedua mataku. Serta pertanyaan dalam benakku “mengapa? Kenapa? Bagaimana? Siapa?” bukan hanya itu. Banyak lagi.....

Isi buku itu membuatku tersentak jauh! Bahkan aku sampai takut untuk tertidur. Aku baru menyadari, aku lemah, aku bukan siapa-siapa, tak pantas aku sombong, aku masih jauh dari sebuah kebaikkan, apalagi kemuliaan.

Buku itu menceritakan tentang bagaimana kita seharusnya kita mensyukuri apa yang kita miliki sekarang. Mengajarkan kita untuk lebih sadar akan makna hidup ini, tujuan hidup ini. Realita yang ada dibuku itu mencampakkan keinginan-keinginan kita saat ini. Yang ada hanya perjuangan!

Buku itu membuat aku termenung, ketika aku terbangun dipagi hari. Menangis sesenggukkan ketika membacanya. Kisah cintakah? Memang ada disana, tapi bukan novel fiktif. Ini antara hidup dalam dunia fana dan dunia yang sesungguhnya.

Aku ingin menceritakan, namun aku sendiripun tak sanggup untuk mengatakan semua itu. Wajar, jika mereka yang ada didalam buku itu hanya bisa berjuang di tanah mereka sendiri dan mereka lebih memilih diam dalam gambar, tulisan dan lukisan, serta kiasan. Mereka sakit, bukan hanya fisik, namun juga batin mereka.

Buku itu, membuka paragdima berpikir aku tentang hidup mulai saat ini. Hidup sebagai seorang MUSLIM!

Thursday, 19 July 2012

Sekilas Freemasonry (Templar-Qaballa-Pagan)


By. Putri Filzaty
Assalamualaikum.

Berawal dari Perang Salib yang dilakukan oleh mereka yang mengatasnamakan iman Kristiani. Perang Salib tersebut terjadi karena persaingan dalam pencalonan antar Paus, lebih tepatnya penggagas tersebut adalah Paus Urban II. Pembantaian dalam Perang Salib ini sangat kejam dan biadab (Pejuang-pejuang salib bahkan membelah perut korban-korban mereka untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum mati). Yang menjadi korban adalah umat Muslim dan Yahudi. Bahkan dalam dua hari, mereka dapat membunuh 40.000 umat muslim.

Dalam Perang Salib ini kenal satu Ordo yang bernama Ksatria Templar atau para Templar.  Para Templar, atau lengkapnya, Tentara Miskin Pengikut Yesus Kristus dan Kuil Sulaiman, dibentuk pada tahun 1118, dua puluh tahun setelah tentara salib merebut Yerusalem. Pendiri ordo ini adalah dua ksatria Prancis, Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer. Berawal dari sembilan anggota, ordo ini terus berkembang. Nama kuil Sulaiman dipakai karena mereka membangun basis di gunung kuil, yakni lokasi reruntuhan kuil tersebut. Di sini pula berdiri Dome of the Rock (Qubah As-Sakhrah) .

Para Templar inilah yang paling bertanggung jawab atas serangan-serangan pejuang salib dan pembantaian bangsa Muslim. Karena itulah, komandan besar Islam Saladin (Shalahuddin Al Ayyubi), yang mengalahkan pasukan salib pada tahun 1187 pada Pertempuran Hattin, dan kemudian membebaskan Yerusalem, menghukum mati para Templar karena pembunuhan yang mereka lakukan, walaupun sebenarnya ia mengampuni banyak sekali orang Kristen.

Tidak diragukan lagi bahwa kekuatan politik mereka menyusahkan raja-raja Eropa dan mereka juga mengganggu kalangan kependetaan: ordo tersebut sedikit demi sedikit telah menyeleweng dari iman Kristen, dan sewaktu di Yerusalem telah mengambil sejumlah doktrin mistik yang asing. Berkembang juga desas-desus bahwa mereka menyelenggarakan ritus-ritus aneh untuk memberi bentuk pada doktrin mereka.

Akhirnya, pada tahun 1307, Raja Prancis Philip le Bel memutuskan untuk menangkap anggota-anggota ordo ini. Banyak anggota Templar mengakui keyakinan 'bidah' mereka, bahwa mereka menolak iman Kristiani dan menghina Yesus dalam misa mereka. Akhirnya, para pemimpin Templar, yang dinamai “Imam Besar (Grand Master)”, mulai dari yang terpenting dari mereka, Jacques de Molay, dihukum mati pada tahun 1314 atas perintah Gereja dan Raja. Kebanyakan mereka dijebloskan ke dalam penjara, dan ordo tersebut tumpas dan secara resmi menghilang.

Tetapi, walaupun sudah dibubarkan “secara resmi”, ia tidak benar-benar musnah. Selama penangkapan tiba-tiba pada tahun 1307, beberapa Templar lolos, dan berhasil menutupi jejak mereka. Menurut tesis yang berdasarkan pada berbagai dokumen sejarah, sejumlah besar mereka berlindung di kerajaan Eropa yang tidak mengakui kekuasaan Gereja Katolik di abad keempat belas, yaitu Skotlandia. mereka menyusun kekuatan kembali di bawah perlindungan Raja Skotlandia, Robert the Bruce.

Mereka menemukan penyamaran untuk melanjutkan gerakan rahasia mereka: mereka menyusup ke dalam gilda (serikat sekerja) terpenting di Kepulauan Inggris abad pertengahan — loge (pemondokan) para tukang batu, dan segera, mereka menguasai loge-loge ini sepenuhnya.

Tesis yang mengusut akar Masonry ke Ordo Templar seringkali dirujuk di dalam majalah-majalah yang diterbitkan oleh para Mason untuk kalangannya sendiri. Para Mason sangat menerima pendapat ini. Salah satu majalah ini bernama Mimar Sinan (terbitan Freemason Turki), yang menggambarkan hubungan antara Ordo Templar dengan Freemasonry.

Mimar Sinan memberikan banyak informasi tentang hubungan antara Templar dan Freemasonry. Di dalam sebuah artikel berjudul “Templar dan Freemason” dinyatakan bahwa “ritual-ritual upacara pembaiatan Ordo Templar menyerupai Freemasonry masa kini.” Menurut artikel yang sama, sebagaimana di dalam Masonry, para anggota Ordo Templar saling memanggil “saudara”.

Sebuah buku yang ditulis oleh dua orang Mason, Christopher Knight dan Robert Lomas, yang berjudul the Hiram Key mengungkapkan beberapa fakta penting tentang akar Freemasonry. Sejarawan Prancis, Gaetan Delaforge membuat pernyataan yang sama.

Para penulis The Hiram Key berpendapat bahwa penggalian-penggalian para Templar ini bukannya tanpa hasil. Menurut pandangan umum dari banyak peneliti, “sesuatu” itu adalah Kabbalah (Qabbala). Arti kata Kaballah adalah “tradisi lisan”. Berbagai ensiklopedia dan kamus mendefinisikannya sebagai suatu cabang mistik agama Yahudi dan hanya dipahami sedikit orang. Kabbalah mempelajari arti tersembunyi dari Taurat dan naskah agama Yahudi.

Fakta yang ada, membawa kita kepada kesimpulan bahwa Kabbalah adalah suatu sistem yang berakar kepada penyembahan dan pemujaan berhala; bahwa ia ada sebelum Taurat, dan menjadi tersebar luas bersama agama Yahudi setelah Taurat diturunkan.

Ahli sejarah Yahudi, Theodore Reinach, mengatakan bahwa Kabbalah merupakan “suatu racun teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi.” Ahli sejarah Yahudi Fabre d'Olivet Kabbalah mengakar hingga ke Mesir Kuno. Kabbalah merupakan suatu tradisi yang dipelajari oleh sebagian pemimpin Bani Israil di Mesir Kuno, dan diteruskan sebagai tradisi dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.

Mesir Kuno dengan para fir'aunnya adalah salah satu peradaban tertua di dunia; juga yang paling penindas. Monumen-monumen megah yang masih tersisa dari Mesir Kuno — berbagai piramid, sphinx, dan obelisk — dibangun oleh ratusan ribu budak, yang bekerja hingga hampir mati, di bawah lecutan cambuk dan ancaman kelaparan. Para Fir'aun, penguasa absolut di Mesir, ingin direpresentasikan sebagai dewa dan disembah oleh manusia. Salah satu sumber pengetahuan tentang Mesir Kuno adalah berbagai prasasti mereka.

Di dalam Al Quran (QS. Al A'raaf, 7: 104-112), di dalam kisah Musa, kita memperoleh informasi penting tentang sistem di Mesir. bahwa terdapat dua titik fokus kekuatan di Mesir: Fir’aun dan dewan pembesarnya. Dewan ini memiliki pengaruh penting terhadap Fir’aun. Fir’aun sering berkonsultasi dengan mereka dan senantiasa mengikuti anjuran mereka. Yang menasihati Fir’aun, yang menghasutnya melawan Musa, dan merekomendasikan kepadanya metode-metode tertentu. Jika kita amati catatan sejarah Mesir, kita melihat bahwa dua komponen utama dewan ini adalah tentara dan pendeta.

Para pendeta Mesir Kuno merupakan golongan yang disebutkan di dalam Al Quran sebagai ahli-ahli sihir. dari catatan sejarah Mesir sebagai “Para Pendeta Amon”, memusatkan perhatian mereka untuk mempraktikkan ilmu sihir dan memimpin sekte pagan mereka; selain itu, mereka juga mempelajari beragam ilmu pengetahuan seperti astronomi, matematika, dan geometri.

Golongan pendeta ini adalah sebuah ordo tertutup yang memiliki (begitu yang mereka anggap) pengetahuan khusus. Ordo semacam ini biasanya dikenal sebagai organisasi esoterik. Di dalam majalah bernama Mason Dergisi (Jurnal Masonik), terbitan yang tersebar di antara pengikut, secara khusus disebutkan tentang pendeta-pendeta Mesir Kuno.

Di dalam buku mereka, The Hiram Key, penulis Mason berkebangsaan Inggris, Christopher Knight dan Robert Lomas, berpendapat bahwa Mesir Kuno memiliki posisi penting dipandang dari segi asal usul Masonry. Menurut kedua penulis ini, gagasan terpenting yang telah mencapai Masonry modern dari Mesir Kuno adalah tentang alam semesta yang ada oleh dan dari dirinya sendiri, lalu berkembang melalui kebetulan.

Knight dan Lomas mengklaim bahwa terdapat keselarasan antara kepercayaan Mesir Kuno dengan sains modern, tetapi apa yang mereka maksudkan dengan sains modern, sebagaimana telah kami tekankan, adalah konsep-konsep materialis seperti teori evolusi dan teori chaos.

Sekarang, kita sampai ke poin penting dari tahapan buku ini. Mari kita ringkaskan apa yang telah kita temukan sejauh ini.
1. Kita memulai pembahasan dengan membicarakan Ordo Templar yang dianggap sebagai asal muasal Freemasonry. Kita telah melihat bahwa, walaupun didirikan sebagai sebuah ordo Kristen, Templar dipengaruhi oleh doktrin-doktrin rahasia yang mereka temukan di Yerusalem, lalu meninggalkan sepenuhnya agama Kristen dan menjadi organisasi antiagama yang memraktikkan ritus-ritus bidah.
2. Ketika kita mempertanyakan doktrin apa ini yang memengaruhi Templar, kita temukan bahwa ia pada dasarnya adalah Kabbalah.
3. Ketika kita mengkaji Kabbalah, kita menemukan bukti bahwa, betapapun banyaknya ia mungkin menyerupai mistisisme Yahudi, ia adalah sebuah doktrin pagan yang lebih tua dari agama Yahudi, yang kemudian menyusupinya, dan bahwa akarnya yang sebenarnya ditemukan di Mesir Kuno.
4. Mesir Kuno diperintah oleh sistem pagan Fir'aun, dan di sana kita temukan sebuah gagasan yang membentuk dasar dari filsafat ateistis modern: bahwa alam semesta ada dengan sendirinya, dan berkembang oleh kebetulan.

Wassalamualaikum.

Sumber :
1.      World Book Encyclopedia, "Crusades," Contributor: Donald E. Queller, Ph.D., Prof. of History, Univ. of Illinois, Urbana-Champaign, World Book Inc., 1998Description: mk:@MSITStore:D:\document\agamaku\HARUN%20YAHYA\Freemansonry,%20Hari%20Akhir,%20&%20DNA.chm::/images/uparrow.gif
2.      Geste Francorum, or the Deeds of the Franks and the Other Pilgrims to Jerusalem, trans. Rosalind Hill, London, 1962
3.      August C. Krey, The First Crusade: The Accounts of Eye-Witnesses and Participants, Princeton & London, 1921
4.      Michael Baigent, Richard Leigh, The Temple and the Lodge, London, Corgi Books, 1990
5.      Nesta H. Webster, Secret Societies And Subversive Movements, Boswell Publishing Co., Ltd., London, 1924, Chapter 3Description: mk:@MSITStore:D:\document\agamaku\HARUN%20YAHYA\Freemansonry,%20Hari%20Akhir,%20&%20DNA.chm::/images/uparrow.gif
6.      For this thesis about Freemasonry, see. John J. Robinson, Born in Blood: The Lost Secrets of Freemasonry, New York, M. Evans & Company, 1989Description: mk:@MSITStore:D:\document\agamaku\HARUN%20YAHYA\Freemansonry,%20Hari%20Akhir,%20&%20DNA.chm::/images/uparrow.gif
7.      Ender Arkun, "Masonlarin Dusunce Evrimine Katkisina Kisa Bir Bakis" (A Short Look at the Contribution of Freemasonry to the Evolution of Thought), Mimar Sinan, 1990, No. 77
8.      Teoman Biyikoglu, "Tampliyeler ve Hurmasonlar" (Templars and Freemasons), Mimar Sinan, 1997, No.106
9.      Christopher Knight and Robert Lomas, The Hiram Key, Arrow Books, 1997
10.  G. Delaforge, The Templar Tradition in the Age of Aquarius; Christopher Knight, Robert Lomas, The Hiram Key
11.  C. Wilson, The Excavation of Jerusalem, Christopher Knight, Robert Lomas, The Hiram Key
12.  Murat Ozgen Ayfer, Masonluk Nedir ve Nasildir? (What is Freemasonry and What is it Like?), Istanbul 1992
13.  Gougenot des Mousseaux in Le Juif, La Judaïsme et la Judaïsation des Peuples Chrétiens, 2nd edition, 1886
14.  Nesta H. Webster, Secret Societies And Subversive Movements, Boswell Publishing Co., Ltd., London, 1924
15.  Theodore Reinach, Histoire des Israélites and Salomon Reinach, Orpheus
16.  Fabre d'Olivet, La Langue Hébraïque, 1815
17.  Mason Dergisi (The Journal of Freemasonry), No. 48-49
18.  Christopher Knight, Robert Lomas, The Hiram Key, Arrow Books, London, 1997

Sunday, 15 July 2012

Galau?? Yuuk, Mari Menulis :)


By. Putri Filzaty
Asssalamualaikum.

“orang yang cerdas akan bertindak dan berpikir cerdas pula”

Kali ini saya sangat-sangat setuju dengan kata-kata muqaddimah tersebut. Paling ingat ketika di ucapkan oleh seorang professor yang pernah mengajar saya. Perlu saya sebutkan? Ah tidak usah, saya malu. *lho?*

*hihiii* cukuplah saya, dan Tuhan yang tahu. *gaya pisan uy* karena, memang, setiap saya menyelesaikan masalah, apabila saya tidak dapat mengungkapkan atau mengemukakannya pada saat berargumen atau berbicara, saya coba keluarkan “uneg-uneg” saya dengan tulisan. Saya pikir itu dapat membuat hati saya lega dan “plong”. Tapi sangat berharap ada respon ataupun komentar dari tulisan yang dimaksud. Terkadang sempat terpikir, kalau memang saya tujukan tulisan ini pada mereka, orang-orang yang cerdas, kenapa mereka tidak membalas tulisan saya, kenapa mereka justru malah diam, atau  berbicara dibelakang saya, atau bahkan mengajak saya berduel?? *ngerii cuy :D * Tapi santai, jarang yang mengajak saya berduel *kayak berani aja -.- *.

Nah, kalau bilangnya zaman sekarang anak-anak muda atau yang tua nya makin “awur-awuran” *berantakan*, emang bener juga, tapi ingat, tidak semuanya. Karena apa? Karena justru ada beberapa dari sekian banyak itu yang insaf alias berubah kearah yang lebih baik *ahamdu….lillah, horeee!!*. yang telah berubah itu pastinya mengajak yang masih “awur-awuran ntu” kearah yang baik, positif betul tidak? *betul betul betul, upinipin style* tapi ya penuh perjuangan *singing : jatuh bangun aku mengejarmu, aseek*. Banyak modelnya juga, dari ngajak belajar, bergaul, dan sebagainya.

Sekarang nih, sekarang, saya mau mengajak “konco-konco” *teman-teman* untuk berbuat yang baik, yang bagus, yang indah, yang yank *lho?? :D * salah satunya, dengan menulis yang cerdas. Eitz, jangan beranggapan kalau “ah, ngapain juga nulis? Buat apa? Lagian juga dia belum tenar, belum tentu bagus. Pede amat!” *nusuk ati gw deh T_T*. jangan begitu ya *please donk ah, by bondanf2black*. Kita disini sama-sama belajar, untuk berani berbuat dan berani melakukan perubahan. Jangan Cuma beraninya “keroyokan *rame-rame? Capek deh!*, tong kosong nyaring bunyinya *ya kalau diisi air jadi manfaat, ya ga? :D *”. Walaupun sendiri, walaupun hanya berbekal jari-jari manis dan lembut *padahal bengkak gara-gara nulis terus :D*, tapi kita bisa lebih cerdas dari mereka yang hanya diam. Apa kelebihannya? Yuk dilihat..

Yang namanya “uneg-uneg” kalau tidak segera di keluarkan, mendam di dalam sanubari hati *eeaaaa*, tanpa ada teman yang bisa mendengarkan curahan hati, pasti akan menjadi bom waktu bagi diri sendiri nantinya. Bisa-bisa orang yang ada disekitar kena semprot terus! *udah kaya semprotan nyamuk :D* Minimal nih, ada notebook *buku catatan yee, bukan laptop, keberatan belinyee*, mau berpuisi, mau coret-coret, mau gambar, semuanya adalah pilihan anda. “hidup adalah pilihan”*ngutip kata-kata dosen gw*. Bahkan kalau dengan tulisan, orang lain justru akan “respect” dengan kita *arti respect apa yaa?? T_T*. tulisan kita, bisa menjadi pengalaman untuk mereka, bisa jadi motivasi, bisa jadi berita terpanas *bahasa melayunya itu HOT,halah!*, bisa jadi jalan keluar bagi yang punya masalah, dan sebagainya. Pokoknya, banyak manfaatnya. Dan yang paling penting, apabila tulisan kita ditujukan pada yang bersangkutan *kesangkut dipohon kalii’ -.-“*, bisa jadi itu jadi pemahaman masing-masing. Yang punya masalah, jadi bisa dibicarakan, sambil makan minum ngerujak *ajak-ajak yee* ujung-ujungnya jadi nikah, and clear *undang gw, makan-makan kan?? :p*.

Seperti yang terjadi sekarang, berhubung saya agak galau *katanya anak tua sekarang (kenapa dibilang tua?? Karena umur muda, gaya emak-emak :D, peace. Tapi kadang kebalikan juga, umur tua, gaya anak muda. Udah kebolak-balik emang kodrat tua sm muda.. ckckkck) stop! Kepanjangan, lanjutt*, makanya saya ungkapin dalam tulisan ini. Berharap diketahui dan di balas dengan cara yang cerdas pula. Yah, sekalian berbagai pengalaman *pengalaman nih T_T*.

So, masih mau berharap sama yang ada disekitar? Belum mau bergerak sendiri? Masih mau menunggu untuk digerakkin?? *capek banget deh! -.-“* ayo cepat! Berani untuk bertindak dan berani untuk melakukan perubahan! *hal yang positif dan  halal pastinya, siiip?? ;)*

Wassalamualaikum.











Wednesday, 20 June 2012

Temanya "Alam Bawah Sadar" tapi berlanjut (mimpi-anak2-tak berujung)


BY. Putri Filzaty



















Tadi malam mimpiku indah..
Mimpi yang kupikir berawal dari keinginanku yang belum sempat tergapai..
Mereka mengendap di alam bawah sadarku..

“Awal ceritanya, pagi sampe sore hari itu, bawaannya berdebat aja sama sm orang-orang.. (*heran)
And then, malem online bentar, sambil baca email dari temen, tentang israel vs palestine pluz sejarahnya.
Trus, planning malam itu sebenarnya mau ngerjain tugas, tapi berhubung mood masih ilang dateng, so ubah haluan deh..
Pengennya maen rosetta stone (*skalian belajar b.ing sm b.arab) ehh,, malah jadi ngegamez zombie di notebook..
Dan itu juga sambil smsn, share sm orang terdekat..

Finally, aku ketiduran..
Di alam mimpi, masih aku inget banget.
Aku datang disuatu acara, ad selebrity juga. Ad master b.ing sama muridnya.. alhasil, selebrity yang dateng ke acara itu, malah debat sm murid master tersebut.. -.-“ (*aya-aya wee)
Terus lanjud, aku ke daerah perumahan tapi lebih mirip rumah pengungsian, disitu banyak anak2 dan ibu2 warga palestine, mereka bisa bicara b.indonesia, tapi logat arabiannya masih tetep kebawa.
Aku inget banget, aku sempet motretin itu anak kecil pake handphone aku..(*tp setelah kebangun, trnyata itu poto  ga da dihape)
After that, aku tiba2 ada dipasar sama mas khairul azzam (*itu loh pemeran KCB), waaahh girangnya bukan main!!(*kebayang ga sih?)
Dan di pasar itu aku dan orang-orang yang ada disitu ngaji. Aku pengen belajar ceritanya, disuruh baca Al-Fatihah sm mas azzam. (*happy!!).. ehh, ad salah, dibenerin sama ustadz yg ada disitu (*grogi critanya).
Ustadznya pergi, mas azzam yang dengerin.. pas saat itu, pengen banget belajar tajwid. Akhirnya aku beraniin nanya sama mas azzam, “Di akhir bacaan, tajwid yang kaya begini, bacaannya gimana?”. Asli bener dah, dibacain dan ditunjukkin sm mas azzam..
Abis itu malah kebangun krn alarm subuh.. hoaaammhhh...

Ya Allah, berasa apa yang aku pengenin itu terwujud di alam mimpi,. Karena sempet aku pendem di alam bawah sadar..”

Jadi bisa dikatakan seperti ini. “hal-hal yang terkadang kita pertanyakan dalam jangka waktu yang cukup lama dan belum pernah terjawab, akan mengendap di alam bawah sadar. Ketika suatu saat hal tersebut terjawab dengan sesuatu hal, ntah itu benar atau tidak, yang pasti secara sadar kita langsung menerima. Itulah kelemahan manusia.”

Apabila dikaitkan dengan kenyataan yang ada sekarang, banyak dari anak-anak kecil pasti secara tidak langsung berhadapan dengan hal semacam itu. Mereka yang apabila tidak mendapat bimbingan orang tua, bisa-bisa terjerumus kejalan yang salah. Hal-hal yang mereka pertanyakan mereka dapatkan jawabannya dengan hal-hal yang ada disekitar mereka. Baik itu dari itu dari teman, mainan, televisi, gadget, pergaulan dan lain sebagainya.
Seharusnya kita sebagai orang yang lebih tua (*bukan orang tua yee), mesti bener2 ngebimbing. Karena hal-hal yang ada disekitar anak-anak kecil itu dapat memegang kendali mainstream anak tersebut. (*serem)

Contoh anak kecil dulu (*zaman aku), mainan itu ga secanggih sekarang (*emang). Masih tuh, main “tapok pipit/ingglok, kejar patom, tabak, getah/karet, guli/gundu/kelereng, de el el”. Permainan tersebut secara tidak langsung bisa memegang kendali mainstream seorang anak. Ketika sang anak pengen main, pasti nyamperin ke rumah temen-temen yang lain, trus maen itu deh dilapangan deket rumah.. paling nakal mainnya, kalau  ga nyebur sungai, paling manjat ngambilin buah.. (*hiihiii)
Nah, anak-anak sekarang (*geleng-geleng kepala dulu deh). Yang namanya gadget itu banyak yang memegang kendali mainstreamnya. Ada yang bener2 bisa buad nambahin kecerdasan anak pada hal yang “positif”, bisa juga pada hal yang “negatif”. Ngeri bener-bener ngeri deh.. (* L )

Padahal kehidupan kita bukan hanya anak-anak aja, tapi remaja, dewasa, ampe lansia nanti.. kalau cara kendali mainstream kita dari awal udah salah, bisa gaswad ampe nanti.. terkecuali (*inget inget ting!) kalau dari diri kita sendiri, niat dari dalam diri pengen berubah, insya allah ada jalan.. (*katanya Maher Zein)


















By the way, jauh juga yaa? Dari mimpi ngobrolinnya ampe ke anak-anak kecil.. (*hahahaa) soalnya hanya karena kata “alam bawah sadar” pengaruhnya meluas..
Jujur banget... prihatin sama zaman sekarang.. maaf ya adik-adik kalau orang tua, kakak, atau abang, atau orang-orang terdekat kalian sangat ketat terhadap hal-hal yang kalian lakukan. Itu semua demi masa depan kalian kelak. Bukan hanya didunia, juga diakhirat. Karena bukan hanya orang tua yang menanggung beban kalian, tapi nanti juga diri kalian sendiri.. (*percuma juga ngomongin ni, anak-anaknya aja masih belum paham :’( )

(*tak berujung).................

Wednesday, 13 June 2012

Kata – Kata Bijak Yang Koplak! Dasar Koplak!



Oleh : Dian Jatikusuma
Red : Catalist Fist

Kemampuan yang paling hebat, dan juga paling mengerikan dari para filsuf, sastrawan, dan penulis amatiran (seperti saya), adalah merangkai kata-kata.. Kemampuan persuasi, yang bisa membuat hal-hal yang sebenarnya koplak, terlihat bijak.. Suatu hal-hal yang jelas salah pun, akan bisa terlihat luar biasa benar, luar biasa masuk akal lengkap dengan argumen yang indah dan berbunga-bunga, yang kedengarannya muncul dari seorang bijak berjanggut yang sedang bersemedi di bawah pohon, lengkap dengan kicauan burung di latar belakang..
Kata-kata bijak berikut ini, saat pertama anda membacanya, anda mungkin akan manggut-manggut setuju, hati anda tersentuh, bahkan mata anda akan berkaca-kaca sambil menghela napas panjang sambil membatin: ‘iya juga yaa..’ Benarkah itu bijak? Yuk kita kritisi..
“Kita tidak perlu menghakimi keburukan orang lain.. Biarlah itu urusan dia dengan Tuhannya.. Hanya Tuhan yang tahu mana yang paling benar. Hanya Tuhan lah yang berhak menghakimi, di akhirat kelak..”
Wow, wow, wow, tunggu dulu.. Jika saja hanya Tuhan yang berhak menghakimi, mari kita bubarkan semua lembaga peradilan, karena manusia tidak berhak menghakimi bukan? Mau orang korupsi, mencuri, menjadi gay dan lesbian, menghina agama, bahkan membunuh orang lain, biarkan saja.. Toh kita tidak berhak menghakimi orang lain kan? Hanya Tuhan yang berhak.  Jadi jika ada polisi yang coba mendenda kita karena buang sampah atau merokok sembarangan di Singapura, tampar saja si sok tahu itu, dan katakan: “hanya Tuhan yang berhak menghakimi saya!!” Jika kita hanya membiarkan Tuhan yang mengadili semua keburukan-keburukan manusia di dunia, kita tidak perlu hukum lagi, dan mari kita kembali ke zaman batu (bahkan manusia zaman batu pun punya peraturan). Atau kita ikuti saja kata-kata teman saya: “Lemah teles, Gusti Alloh seng mbales..”
“Kenapa kita ribut-ribut masalah yang sepele sih? Pornografi diributin, penulis buku yang mempromosikan lesbi dihalangin.. Lady Gaga diributin.. Mendingan urusin tuh koruptor, mereka yang lebih berbahaya bagi bangsa kita ini..”
Weks.. Ini sih sama saja dengan: “Ngapain kita tangkap orang yang nyolong sandal, tuh yang maling motor aja dikejar..”. Lha perbuatan buruk, besar atau kecil, tetap harus dihalangi.. Jika orang tersebut menentang pornografi, bukan berarti dia diam saja terhadap koruptor kan? Bukankah lebih baik kita menjaga dari keduanya.. Katakan: say no to pornografi dan korupsi! Dua-duanya, menurut saya, cepat atau lambat, akan menghancurkan negara ini.. bahkan masyarakat barat sendiri pun cukup resah dengan pornografi, koq malah kita mendukungnya?
“Tuhan itu maha kuasa, maha agung, maha besar. Jadi ga perlu dibela. Jika kalian membentuk gerakan untuk membela agama, itu sama saja dengan kalian melecehkan kekuasaan dan kekuatan Tuhan. Tuhan ga perlu dibela..”
Weleh, tunggu sebentar.. Organisasi-organisasi agama yang dibentuk selama ini, dari agama manapun, didirikan untuk membela Tuhan, atau untuk kepentingan para pemeluk agama? Organisasi tersebut dibentuk untuk mengurusi, menyuarakan, dan mengakomodasi kepentingan para penganutnya.. Jika organisasi tersebut bertujuan melindungi kepentingan para anggotanya, kenapa dituduh sedang berusaha membela Tuhan? Saya koq tidak ingat ada organisasi agama yang visi dan misi organisasinya adalah: “untuk membela Tuhan di muka bumi..”
“Kenapa sih anti banget dengan seks bebas? Anti banget dengan rok mini? Padahal diam-diam toh suka nonton film porno, doyan seks juga, suka melototin paha juga.. Dasar otaknya aja yang kotor.. Bersihin tuh otaknya, jangan urusin pakaian orang lain.. Kalau otaknya bersih dan imannya kuat, mau ada yang telanjang di depannya juga ga akan tergoda.. Gak usah munafik dan sok suci deh..”
Lhaaa… Sebentar… Kelompok yang anti seks bebas bukan berarti mereka ga doyan seks ya.. Yang menjadi penentu adalah bagaimana cara kami menyalurkan hasrat kami.. Kami tentu saja suka seks, menikmati seks, tapi dengan pasangan kami, dengan cara yang bertanggung jawab.. Seks merupakan rahmat Tuhan, tapi nikmatilah secara bertanggung jawab.. Jika kami memang maniak seks yang suka meniduri semua makhluk yang berkaki dua, tentu saja kami dengan senang hati mendukung seks bebas.. Itu berarti kami makin bebas meniduri berbagai macam wanita tanpa harus pusing mikirin pampers dan susu, karena, dengan menyebarnya paham seks bebas, makin banyak wanita yang bersedia kami manfaatkan (dan kami tiduri), kemudian kami tinggalkan setelah puas..
Otak kami yang kotor? Ayolah, jika saja para lelaki diciptakan tanpa nafsu, maka sudah lama manusia punah.. Sudah kodratnya laki-laki akan tergerak nafsunya jika melihat paha wanita.. Jika ada lelaki yang dengan gagah berani bilang tidak tergerak nafsunya saat melihat paha wanita cantik, itu hanya omong kosong agar semakin banyak wanita yang memamerkan pahanya dengan senang hati.. Rok mini, memang diciptakan untuk memancing perhatian (dan nafsu) para lelaki.. Jika kami memang berfikiran kotor dan tak bisa menahan iman, tentu kami akan turun ke jalan untuk mendukung semua wanita memakai rok mini.. Makin banyak wanita yang bisa memuaskan nafsu kotor kami.. Jadi, siapakah yang berfikiran kotor dan tidak bisa menahan iman? Para lelaki yang menentang rok mini, atau pendukungnya? Para penentang seks bebas, atau pendukungnya?
Propaganda, seringkali seperti pelacur, menggunakan riasan tebal dan indah untuk menutupi kebusukan di baliknya..
Saya pernah tinggal di kos-kosan di Yogya, yang anak-anaknya terdiri dari berbagai macam aliran: agnostik, atheis, kejawen, liberal, penyembah keris, bahkan ada begitu bingung, sehingga akhirnya mengaku sebagai komunis relijius…
Dengan beragamnya fikiran yang pernah kami perdebatkan, diiringi menyeruput kopi dan menghisap rokok, fikiran saya dijejali dengan berbagai macam aliran lengkap dengan argumen yang luar biasa indah.. Mungkin itu yang membuat saya jadi terlatih mengasah logika, sambil garuk-garuk kepala, dan selalu mencoba melihat jauh ke balik kata-kata nan indah itu.. Nih, kata-kata bijak yang lagi trend saat ini:
“Lady Gaga koq diributin.. Apa bedanya dengan yang sudah ada di Indonesia? Penyanyi Indonesia juga banyak tuh yang seronok. Tuh penyanyi dangdut seronok masuk sampai ke kampung-kampung, ditonton anak-anak. Jika mau adil, yang seperti itu juga dilarang dong..”
Lha para pendukung kebebasan itu memangnya selama ini mendukung pelarangan pornografi sampai ke kampung-kampung? Dulu saat Inul banyak yang menentang, kaum liberalis juga menggunakan dalil yang sama: ‘yang lain juga dilarang doong’. Protes soal chef Sarah Quin (betul ga ya namanya?), juga ditentang dengan alasan: ‘dia ga sengaja tampil seronok koq’. Jika tempat-tempat maksiat digerebek, katanya menghalangi orang cari nafkah. Jika penyanyi dangdut seronok itu diprotes masyarakat sekitar, dijawab: urus dosa masing-masing, kalau ga suka ya ga usah nonton.. Bahkan di saat semua itu berusaha dikurangi dengan UU Anti Pornografi dan Pornoaksi, banyak yang menjerit-jerit: “jangan memasung kebebasan berekspresi!” Intinya kan sebenarnya: “Jangan larang kami melakukan pornografi dan pornoaksi, di tingkat manapun! Mau kami menari bugil sambil mutar-mutarin baju di atas kepala di genteng rumah kami, yo jangan protes!” Jadi, kenapa membanding-bandingkan Lady Gaga ama Keyboard Mak Lampir? (julukan para pedangdut seronok di daerah kami..). Toh dua-duanya sebenarnya kalian dukung, atas nama kebebasan berekspresi? Kami, malah sedang berusaha menentang dua-duanya..
“Kita hidup dlm masyarakat yg sangat plural, sehingga setiap individu hendaknya bebas memilih & menjalankan apapun prinsip hidupnya (termasuk mendukung Irshad Manji atau Lady Gaga), lalu semuanya saling menghormati dlm segala perbedaan pilihan tsb”
Hmm.. Bijak dalam teori, kacau balau dalam praktek. Jika saja semua individu bebas menjalankan prinsip hidupnya, maka kita ga perlu nunggu suku Maya meramalkan akhir dunia. Bisa dibayangkan, jika banyak orang yang mendukung Sumanto, lalu menjalankan prinsip hidupnya sebagai kanibal, maka ayam goreng Kentucky ga bakal laris lagi, dan banyak orang yang nenteng-nenteng pisau daging dan botol merica di jalanan.. Atau, jika banyak orang yang mendukung Amrozi, kemudian menjalankan prinsip hidupnya sebagai pelaku bom bunuh diri, maka terminal bus way yang paling sesak pun akan bubar dalam 5 detik (termasuk penjaga tiketnya) begitu ada lelaki menyandang ransel datang mendekat..
Ya, ya saya tahu.. Argumen saya di atas pasti akan berusaha dimentahkan dengan argumen: “yang penting kan ga merugikan kalian” dalam bentuk kata-kata bijak nan koplak berikut:
“Apa salahnya dengan pornografi? Atau lesbi? Atau perbuatan-perbuatan maksiat lainnya? Toh ga merugikan anda. Jika anda tidak suka, ya ga usah ditonton, ga usah diikuti.  Jika takut anak anda terpengaruh, ya perkuat pendidikan iman anak-anak anda. Kalau iman sudah kuat, mau 1000 Lady Gaga datang ke Indonesia, iman kita (dan anak-anak kita) tidak akan terpengaruh..”
Hellooo.. Kita memang makhluk individu, tapi kita juga makhluk sosial. Setiap tindakan kita, sekecil apapun, akan berpengaruh terhadap lingkungan kita. Contoh gampangnya, kenapa kita protes sama tetangga kita yang buang sampah ke kali? “Toh sampahnya sampah dia sendiri (ya mana mungkin dia dengan ikhlas buangin sampahnya ente), kalinya bukan milik mbahmu, lantas kenapa ente yang sewot?” Lha memangnya kalo banjir, banjirnya muter-muter dulu cari siapa bajingan yang membuang sampah, lalu terus menyerbu menggenangi rumah tetangga anda saja sampai setinggi kepala?
Ok kita tidak suka perbuatan-perbuatan maksiat, dan kita berhasil menghindarinya. Lalu kita juga menanamkan iman yang kuat ke anak-anak kita, dan juga berhasil. Dan kita teriak ke luar sana: “Maree seneee Lady Gaga, Freddy Mercury, Jhon Kei dan Mak Lampir jadi satu!! Iman saya dan keluarga saya dah kuat koq!” Tapi sekian tahun ke depan, tiba-tiba ada anak tetangga kita yang kecanduan pornografi, lalu tidak tahan, dan akhirnya memperkosa anak perempuan kita.. Atau ada orang yang mabuk karena alkohol dan narkoba, lalu menabrak seluruh keluarga kita yang sedang jalan-jalan di trotoar.. Atau anak perempuan kita hilang, diculik sindikat yang menjualnya ke prostitusi.. Atau anak lelaki anda disodomi keluarga jauh anda.. Atau seorang pecandu merampok dan membunuh anda karena butuh uang untuk beli sabu.. Sama seperti banjir, ekses negatif dari perbuatan maksiat, tidak akan pernah pilih-pilih siapa korbannya, baik anda berbuat maksiat atau tidak..
Benar, bahwa kita tidak salah 100%, tapi, sebenarnya, kita tetap punya andil dalam hal itu. Kita sukses memperkuat iman keluarga kita, tapi kita abai dengan lingkungan kita. Itulah kenapa dalam Islam ada seruan: “amar makruf, nahi munkar”. Menyeru kepada kebajikan, mencegah kemungkaran. Jika kita mengabaikan kemunkaran di lingkungan kita, dengan prinsip: “urus dosa masing-masing”, yakinlah, cepat atau lambat, kita akan memetik hasilnya…
Masih enggan untuk amar makruf nahi munkar?
“Beri saya 10 media massa, maka saya akan merubah dunia..”
Saat ini, sungguh naif jika kita percaya media mainstream akan memberikan opini yang netral dan berimbang terhadap semua hal. Mereka akan memberikan opini yang sesuai dengan kepentingan sang pemilik (gimana kalo pemiliknya adalah Ryan Jagal?). Sungguh sangat berbahaya jika kita menganggap semua yang diberitakan media adalah berita yang 100% benar, tanpa berusaha mengkritisi dan mencari berita dari sudut pandang lain sebagai penyeimbang. Yuk, kita kritisi kata-kata bijak penutup ini..
“Menonton atau membaca pornografi, kekerasan, atau apapun tidak akan mempengaruhi saya. Toh semua manusia dibekali filter untuk menyaring, dan otak untuk berfikir. Jadi mau saya baca atau tonton ribuan kali pun , tidak akan merubah pendirian saya.. Satu kali nonton konser lady Gaga tidak akan membuat yg nonton jd pemuja setan dan lesbian kan?”
Hohohoho.. Yuk kita bandingkan keadaan sekarang dan keadaan 20 tahun yang lalu, tahun 80-90an. Zaman dulu, seks bebas di Indonesia masih sangat sedikit jumlahnya. Untuk kaum remaja saat itu, bergandengan tangan di depan umum saja, sudah menimbulkan ledekan yang membuat sang pelaku ingin menceburkan diri ke selokan terdekat. Lihat anak-anak sekarang? Mungkin anda sendiri yang dengan sukarela akan menceburkan diri ke selokan terdekat saat melihat gaya mereka berpacaran. Bahkan sekarang mereka dengan senang hati menyebarkan prilaku mereka dalam bentuk video yang jumlahnya mulai menyaingi produksi film porno Amerika dalam setahun.. Kenapa bisa bergeser? Apa anda kira para orang tua dan guru lah yang menanamkan dogma: “Anakku, kamu harus rajin-rajin seks bebas yaa, biar dapat rangking.. Yuk kita memasyarakatkan seks bebas dan menseks bebaskan masyarakat..”?
Jadi, siapa yang mengajari mereka? Jawabannya sederhana: media massa. Selama berpuluh-puluh tahun mereka menggempur otak bawah sadar kita dengan berbagai film, buku, berita, cerita, sinetron, dan lain-lain yang secara sangat halus menyiratkan: “Seks bebas itu hal yang biasa aja cooy.. Anak gaul, malu dong jika masih perawan di usia 18. Tuh, banyak artis idola kamu yang melakukannya.” Memang benar 1000 kali membaca, atau 1x nonton Lady Gaga belum tentu merubah kita.. Tapi, pesan-pesan itu ditanamkan selama berpuluh-puluh tahun, dalam bentuk jutaan pesan per tahun, dari berbagai arah, terhadap anda dan keluarga anda. Yakin anda dan keluarga anda tidak terpengaruh sedikitpun?
Siapa yang paling mudah bobol? Tentu saja anak anda. Anda kira, kenapa iklan McDonald dan rokok mengarah kepada anak-anak dan remaja? Karena merekalah berada dalam fase yang labil dan paling mudah dipengaruhi, dibandingkan orang tuanya. Saat mereka menjadi dewasa dan lebih bijaksana, rokok, junkfood dan seks bebas itu sudah menjadi kebiasaan mereka, candu mereka, sehingga mereka akan sangat sulit meninggalkannya, walau akhirnya paham kerusakan macam apa yang ada dibaliknya.
“Tetap ngga ngaruh maaas, iman gue kan KW1″ Mungkin. Tapi, sedikit banyak, anda akan terpengaruh. Anda akan menjadi permisif: “Biar ajalah orang lain melakukannya, yang penting aku tidak.. Toh banyak yang melakukan, dan itu bukan urusanku”. Itulah yang menjadi target selanjutnya: menanggalkan kontrol sosial anda.. Jika laju ‘cuci otak’ ini terus berlanjut, sepuluh tahun ke depan, jangan heran jika akhirnya kitalah yang mengekspor video porno ke Amerika dan masyarakat Amerika lah yang nonton konser Iwak Peyek Tour 2022..
“Jangan melihat siapa yang mengatakan dong. Kalau mau mengkritisi, kritisi gagasannya, kata-katanya, fikirannya. Jangan kritisi pribadi dan kelakuannya (bahasa alaynya: ad hominem).”
Oalaaah.. Saya beri contoh kasus ringan. Misalnya, kata-kata ini diucapkan dua orang yang berbeda: “Saya akan memajukan bangsa Indonesia. Saya akan berjuang menciptakan budaya bebas korupsi, pola hidup sederhana, dan mengikis habis kebohongan birokrat dan legislatif” Yang pertama, diucapkan oleh Buya Hamka. Satu lagi, diucapkan Angelina Sondakh. Saya rasa, yang pertama membuat anda manggut-manggut percaya, dan yang kedua membuat anda setengah mati menggigit bibir, lalu terguling karena tertawa terbahak-bahak.. Kenapa kata-kata yang sama persis, dengan nada sama persis, tapi diucapkan oleh dua orang yang berbeda, hasilnya bisa berbeda? Setiap kata-kata, sebijak apapun, selalu ada motif dibaliknya. Dan motif itu, sangat terkait dengan pribadi orang yang mengucapkannya. Jadi, kenapa kita tidak boleh mengkritisi pribadi yang mengucapkannya?
Jika anda ingin minta pendapat tentang gaya rambut, anda bertanya kepada penata rambut, atau ke tukang las? Jika saya bilang “lha masa tukang las mengerti soal gaya rambut”, apa itu ad hominem?
Kasus Irshad Manji adalah contoh lain yang gamblang tentang hal itu. Dia dibesar-besarkan media sebagai seorang reformis muslim yang berusaha mencerahkan umat Islam. Tapi di dalam bukunya, ia membantah prinsip-prinsip Islam sendiri dengan cara mempromosikan lesbian, gay dan transgender, menghina jilbab, bahkan meragukan kesempurnaan Al Quran..  Jika kita mengkritisi pribadinya yang lesbian (dan tentu saja ia akan berjuang keras agar lesbian dihalalkan dalam Islam) dan mengkritisi sikapnya yang meragukan Al Quran, di mana salahnya? Bukankah kita memang selalu menilai siapa yang berbicara, bukan hanya apa yang ia ucapkan? Bagaimana mungkin dia seorang muslim, jika ia meragukan Al Quran? Itu kan sama saja dgn ia mengaku lesbian, sambil menyatakan lagi jatuh cinta dgn Rhoma Irama.. Lha kenapa jika kami meragukan keislamannya, tiba-tiba muncul teriak-teriak histeris “Ad hominem! Ad hominem!?”
Nah, kata bijak terakhir ini, mungkin adalah yang paling masuk akal, dan paling sulit dibantah. Tapi mungkin juga, inilah kata-kata bijak yang paling koplak..
“Di masyarakat yang plural ini, janganlah ada pemaksaan kehendak. Biarlah setiap orang melakukan pilihannya sendiri, tanpa paksaan. Sesuatu yang dipaksa itu pasti tidak baik. Nilai yang dianut setiap orang berbeda, jadi jangan paksakan nilai yang kamu anut terhadap orang lain.. Jangan jadi tirani mayoritas..”
Sulit membantahnya kan?
Pertama-tama, saya tanya dulu: apakah sebagian besar dari kita memang dengan sukarela masuk kerja jam 8 dan pulang jam 5 atau bahkan lembur? Apakah memang kita yang memohon-mohon agar jatah cuti kita setahun cukup dua minggu? Apa anda memang luar biasa ikhlas dengan jumlah gaji anda sekarang? Jika tidak, kenapa anda tidak coba mengatakan kepada atasan anda sekarang:”Maaf pak, sebenarnya saya menganut paham bahwa kerja itu hanya 3 jam sehari, cuti 6 bulan dalam setahun, dengan gaji minimal 30 juta. Jadi, jangan paksakan kehendak bapak..”
Apa anda dulu saat remaja belajar dengan sukarela, ikhlas bin legowo?
Semua hukum dan undang-undang, apalagi dalam alam demokrasi, pada prinsipnya, adalah pemaksaan kehendak, dari sebagian besar masyarakat yang sepakat, kepada masyarakat lainnya yang tidak sepakat. Memangnya semua orang setuju dengan UU tentang Narkotika? Atau UU tentang Korupsi? Atau bahkan UU Pajak? Apa anda kira semua wajib pajak memang sudah gatal setengah mati ingin membayar pajak sebesar itu? Lha kenapa kaum liberal ga pernah menjerit-jerit di jalanan: “Jangan paksakan kehendak! Biarkan mereka bayar pajak seikhlasnya..”
Jadi kenapa, saat ada penduduk di suatu daerah setuju untuk memberlakukan perda anti prostitusi, perjudian dan miras, dengan hukuman cambuk bagi pelakunya, kaum liberal tiba-tiba lantang berteriak “Itu melanggar HAM!”. Anda kira memenjarakan orang itu tidak melanggar HAM nya untuk hidup bebas merdeka? Dan kenapa, ketika RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi berusaha disahkan, tiba-tiba saja prinsip demokrasi berdasar suara terbanyak dianggap sebagai tirani mayoritas? Jika memang begitu, ga ada salahnya dong jika para pecandu narkoba dan miras ramai-ramai naik xenia untuk demo di jalanan dan berteriak “Jangan jadi tirani mayoritas! Kalian sudah melanggar HAM kami untuk ajeb-ajeb sampai pagi..”.
Jika saja setiap undang-undang harus disepakati semua orang dulu baru bisa disahkan, maka kita tidak akan pernah punya undang-undang satu pun. Yang tidak boleh, adalah memaksa dengan kekerasan. Jika sudah banyak yang setuju, dan memang UU itu demi kebaikan bersama (sama seperti kita dipaksa belajar saat remaja), di mana salahnya?
Penutup
Jujur, saya tidak membenci orang-orang liberal. Beberapa teman-teman dekat saya adalah orang liberal. Dan saya tahu, beberapa dari mereka, memang yakin bahwa yang mereka perjuangkan adalah demi kebaikan bangsa.. Tapi, banyak juga di antara mereka yang hanya ingin menciptakan lingkungan yang tepat, untuk melampiaskan nafsu mereka..
Tapi, saya koq sama sekali tidak sreg melihat arah menuju kebebasan yang mulai sangat kebablasan ini. Lihat generasi muda kita. Terus terang, jika melihat gang motor melintas yang membuat saya ngeri, video porno remaja yang terbit seminggu sekali, anak-anak SD di warnet yang saling memaki sambil mendownload lagu “selinting ganja di tangaaan…”, remaja yang membentak ibunya, siswa SMP menjual diri demi beli handphone, dan penjual narkoba yang jauh lebih banyak daripada indomaret, saya kadang-kadang pingin kemas-kemas dan pesan tiket ojek sekali jalan ke Timbuktu. Bukan ini lingkungan yang saya bayangkan bagi saya dan anak-anak saya kelak.. Dan saya bisa bayangkan masa depan negara kita jika para remaja yang seperti ini yang menjadi para pemimpin kita kelak..
Lantas apa yang bisa kita lakukan? Mengharapkan media mainstream untuk mendidik remaja kita, sama saja seperti mengharapkan Lady Gaga mengisi kuliah subuh. Mereka lah yang menolak paling keras dan berjuang menggiring opini masyarakat setiap kali kita ingin negara mengendalikan mereka. Kadang-kadang, saya merasa, mereka lah yang menjadi lembaga superbody. Dan ingatlah: para wartawan media, adalah karyawan, yang tunduk pada kehendak majikan mereka.
Jurnalisme warga seperti kompasiana, forum-forum seperti kaskus, blog-blog, dan media-media online lainnya, mungkin itulah satu-satunya harapan kita di masa depan.  Sulit melawan media mainstream? Jelas, jika dilakukan sendirian. Tapi, saya yakin, banyak orang-orang yang memiliki nurani di luar sana yang, saya harap, bersedia menyeimbangkan dan memulihkan cuci otak masyarakat dari pengaruh yang telah media massa berikan. Ingatlah, revolusi raksasa yang merubah bangsa Arab sudah membuktikan, bahwa kekuatan jurnalisme warga yang bersatu bahkan mampu menumbangkan para pemimpin yang didukung salah satu negara terkuat di dunia. Demi hidup kita, dan hidup anak-anak kita, apa itu bukan sesuatu yang pantas diperjuangkan?
Orang-orang yang mencari kebenaran itu, seperti air.. Jika dihadang, ia berbelok. Dibendung, ia akan merembes. Bahkan jika dibendung dengan menggunakan beton dalam bendungan raksasa, ia akan menguap.. Ia tidak akan pernah lelah mencari jalannya…”


Read more http://www.undergroundtauhid.com/kata-kata-bijak-yang-koplak-dasar-koplak/