By. Putri Filzaty
Assalamualaikum.
Berawal dari
Perang Salib yang dilakukan oleh mereka yang mengatasnamakan iman Kristiani.
Perang Salib tersebut terjadi karena persaingan dalam pencalonan antar Paus,
lebih tepatnya penggagas tersebut adalah Paus Urban II. Pembantaian dalam
Perang Salib ini sangat kejam dan biadab (Pejuang-pejuang salib bahkan membelah
perut korban-korban mereka untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang
mungkin telah mereka telan sebelum mati). Yang menjadi korban adalah umat
Muslim dan Yahudi. Bahkan dalam dua hari, mereka dapat membunuh 40.000 umat
muslim.
Dalam Perang
Salib ini kenal satu Ordo yang bernama Ksatria Templar atau para Templar. Para Templar, atau lengkapnya, Tentara Miskin
Pengikut Yesus Kristus dan Kuil Sulaiman, dibentuk pada tahun 1118, dua puluh
tahun setelah tentara salib merebut Yerusalem. Pendiri ordo ini adalah dua
ksatria Prancis, Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer. Berawal dari sembilan
anggota, ordo ini terus berkembang. Nama kuil Sulaiman dipakai karena mereka
membangun basis di gunung kuil, yakni lokasi reruntuhan kuil tersebut. Di sini
pula berdiri Dome of the Rock (Qubah As-Sakhrah) .
Para Templar
inilah yang paling bertanggung jawab atas serangan-serangan pejuang salib dan
pembantaian bangsa Muslim. Karena itulah, komandan besar Islam Saladin
(Shalahuddin Al Ayyubi), yang mengalahkan pasukan salib pada tahun 1187 pada
Pertempuran Hattin, dan kemudian membebaskan Yerusalem, menghukum mati para
Templar karena pembunuhan yang mereka lakukan, walaupun sebenarnya ia
mengampuni banyak sekali orang Kristen.
Tidak diragukan lagi bahwa
kekuatan politik mereka menyusahkan raja-raja Eropa dan mereka juga mengganggu
kalangan kependetaan: ordo tersebut sedikit demi sedikit telah menyeleweng dari
iman Kristen, dan sewaktu di Yerusalem telah mengambil sejumlah doktrin mistik
yang asing. Berkembang juga desas-desus bahwa mereka menyelenggarakan
ritus-ritus aneh untuk memberi bentuk
pada doktrin mereka.
Akhirnya, pada tahun 1307, Raja
Prancis Philip le Bel memutuskan untuk menangkap anggota-anggota ordo ini. Banyak anggota Templar mengakui keyakinan
'bidah' mereka, bahwa mereka menolak iman Kristiani dan menghina Yesus dalam
misa mereka. Akhirnya, para pemimpin Templar, yang dinamai “Imam Besar (Grand
Master)”, mulai dari yang terpenting dari mereka, Jacques de Molay, dihukum
mati pada tahun 1314 atas perintah Gereja dan Raja. Kebanyakan mereka
dijebloskan ke dalam penjara, dan ordo tersebut tumpas dan secara resmi
menghilang.
Tetapi, walaupun
sudah dibubarkan “secara resmi”, ia tidak benar-benar musnah. Selama
penangkapan tiba-tiba pada tahun 1307, beberapa Templar lolos, dan berhasil
menutupi jejak mereka. Menurut tesis yang berdasarkan pada berbagai dokumen
sejarah, sejumlah besar mereka berlindung di kerajaan Eropa yang tidak mengakui
kekuasaan Gereja Katolik di abad keempat belas, yaitu Skotlandia. mereka
menyusun kekuatan kembali di bawah perlindungan Raja Skotlandia, Robert the
Bruce.
Mereka menemukan
penyamaran untuk melanjutkan gerakan rahasia mereka: mereka menyusup ke dalam
gilda (serikat sekerja) terpenting di Kepulauan Inggris abad pertengahan — loge
(pemondokan) para tukang batu, dan segera, mereka menguasai loge-loge ini
sepenuhnya.
Tesis yang mengusut akar Masonry
ke Ordo Templar seringkali dirujuk di dalam majalah-majalah yang diterbitkan
oleh para Mason untuk kalangannya sendiri. Para Mason sangat menerima pendapat
ini. Salah satu majalah ini bernama Mimar Sinan (terbitan Freemason Turki),
yang menggambarkan hubungan antara Ordo Templar dengan Freemasonry.
Mimar Sinan memberikan banyak
informasi tentang hubungan antara Templar dan Freemasonry. Di dalam sebuah artikel
berjudul “Templar dan Freemason” dinyatakan bahwa “ritual-ritual upacara
pembaiatan Ordo Templar menyerupai Freemasonry masa
kini.” Menurut artikel yang sama, sebagaimana di dalam Masonry, para
anggota Ordo Templar saling
memanggil “saudara”.
Sebuah buku yang ditulis oleh dua
orang Mason, Christopher Knight dan Robert Lomas, yang berjudul the Hiram Key
mengungkapkan beberapa fakta penting tentang akar Freemasonry. Sejarawan Prancis, Gaetan Delaforge membuat
pernyataan yang sama.
Para penulis The
Hiram Key berpendapat bahwa penggalian-penggalian para Templar ini bukannya tanpa
hasil. Menurut pandangan umum dari banyak peneliti, “sesuatu” itu adalah Kabbalah
(Qabbala). Arti kata Kaballah adalah “tradisi lisan”. Berbagai ensiklopedia dan
kamus mendefinisikannya sebagai suatu cabang mistik agama Yahudi dan hanya
dipahami sedikit orang. Kabbalah mempelajari arti tersembunyi dari Taurat dan
naskah agama Yahudi.
Fakta yang
ada, membawa kita kepada kesimpulan bahwa Kabbalah adalah suatu sistem yang
berakar kepada penyembahan dan pemujaan berhala; bahwa ia ada sebelum Taurat,
dan menjadi tersebar luas bersama agama Yahudi setelah Taurat diturunkan.
Ahli sejarah
Yahudi, Theodore Reinach, mengatakan bahwa Kabbalah merupakan “suatu racun
teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi.” Ahli sejarah
Yahudi Fabre d'Olivet Kabbalah mengakar hingga ke Mesir Kuno. Kabbalah
merupakan suatu tradisi yang dipelajari oleh sebagian pemimpin Bani Israil di
Mesir Kuno, dan diteruskan sebagai tradisi dari mulut ke mulut, dari generasi
ke generasi.
Mesir Kuno
dengan para fir'aunnya adalah salah satu peradaban tertua di dunia; juga yang
paling penindas. Monumen-monumen megah yang masih tersisa dari Mesir Kuno —
berbagai piramid, sphinx, dan obelisk — dibangun oleh ratusan ribu budak, yang
bekerja hingga hampir mati, di bawah lecutan cambuk dan ancaman kelaparan. Para
Fir'aun, penguasa absolut di Mesir, ingin direpresentasikan sebagai dewa dan
disembah oleh manusia. Salah satu sumber pengetahuan tentang Mesir Kuno adalah
berbagai prasasti mereka.
Di dalam Al
Quran (QS. Al A'raaf, 7: 104-112), di dalam kisah Musa, kita memperoleh
informasi penting tentang sistem di Mesir. bahwa terdapat dua titik fokus
kekuatan di Mesir: Fir’aun dan dewan pembesarnya. Dewan ini memiliki pengaruh
penting terhadap Fir’aun. Fir’aun sering berkonsultasi dengan mereka dan
senantiasa mengikuti anjuran mereka. Yang menasihati Fir’aun, yang menghasutnya
melawan Musa, dan merekomendasikan kepadanya metode-metode tertentu. Jika kita
amati catatan sejarah Mesir, kita melihat bahwa dua komponen utama dewan ini
adalah tentara dan pendeta.
Para pendeta
Mesir Kuno merupakan golongan yang disebutkan di dalam Al Quran sebagai
ahli-ahli sihir. dari catatan sejarah Mesir sebagai “Para Pendeta Amon”,
memusatkan perhatian mereka untuk mempraktikkan ilmu sihir dan memimpin sekte
pagan mereka; selain itu, mereka juga mempelajari beragam ilmu pengetahuan
seperti astronomi, matematika, dan geometri.
Golongan pendeta ini adalah sebuah
ordo tertutup yang memiliki (begitu yang mereka anggap) pengetahuan khusus.
Ordo semacam ini biasanya dikenal sebagai organisasi esoterik. Di dalam majalah
bernama Mason Dergisi (Jurnal Masonik), terbitan yang tersebar di antara
pengikut, secara khusus disebutkan tentang pendeta-pendeta Mesir Kuno.
Di dalam buku
mereka, The Hiram Key, penulis Mason berkebangsaan Inggris, Christopher
Knight dan Robert Lomas, berpendapat bahwa Mesir Kuno memiliki posisi penting
dipandang dari segi asal usul Masonry. Menurut kedua penulis ini, gagasan
terpenting yang telah mencapai Masonry modern dari Mesir Kuno adalah tentang
alam semesta yang ada oleh dan dari dirinya sendiri, lalu berkembang melalui
kebetulan.
Knight dan
Lomas mengklaim bahwa terdapat keselarasan antara kepercayaan Mesir Kuno dengan
sains modern, tetapi apa yang mereka maksudkan dengan sains modern, sebagaimana
telah kami tekankan, adalah konsep-konsep materialis seperti teori evolusi dan
teori chaos.
Sekarang,
kita sampai ke poin penting dari tahapan buku ini. Mari kita ringkaskan apa
yang telah kita temukan sejauh ini.
1. Kita
memulai pembahasan dengan membicarakan Ordo Templar yang dianggap sebagai asal
muasal Freemasonry. Kita telah melihat bahwa, walaupun didirikan sebagai sebuah
ordo Kristen, Templar dipengaruhi oleh doktrin-doktrin rahasia yang mereka
temukan di Yerusalem, lalu meninggalkan sepenuhnya agama Kristen dan menjadi
organisasi antiagama yang memraktikkan ritus-ritus bidah.
2. Ketika
kita mempertanyakan doktrin apa ini yang memengaruhi Templar, kita temukan
bahwa ia pada dasarnya adalah Kabbalah.
3. Ketika
kita mengkaji Kabbalah, kita menemukan bukti bahwa, betapapun banyaknya ia
mungkin menyerupai mistisisme Yahudi, ia adalah sebuah doktrin pagan yang lebih
tua dari agama Yahudi, yang kemudian menyusupinya, dan bahwa akarnya yang
sebenarnya ditemukan di Mesir Kuno.
4. Mesir Kuno
diperintah oleh sistem pagan Fir'aun, dan di sana kita temukan sebuah gagasan
yang membentuk dasar dari filsafat ateistis modern: bahwa alam semesta ada
dengan sendirinya, dan berkembang oleh kebetulan.
Wassalamualaikum.
Sumber :
1. World Book
Encyclopedia, "Crusades," Contributor: Donald E. Queller, Ph.D., Prof.
of History, Univ. of Illinois, Urbana-Champaign, World Book Inc., 1998

2. Geste
Francorum, or the Deeds of the Franks and the Other Pilgrims to Jerusalem,
trans. Rosalind Hill, London, 1962
3. August C.
Krey, The First Crusade: The Accounts of Eye-Witnesses and Participants,
Princeton & London, 1921
4. Michael
Baigent, Richard Leigh, The Temple and the Lodge, London, Corgi Books, 1990
5. Nesta H.
Webster, Secret Societies And Subversive Movements, Boswell Publishing Co.,
Ltd., London, 1924, Chapter 3

6. For this
thesis about Freemasonry, see. John J. Robinson, Born in Blood: The Lost
Secrets of Freemasonry, New York, M. Evans & Company, 1989

7. Ender Arkun,
"Masonlarin Dusunce Evrimine Katkisina Kisa Bir Bakis" (A Short Look
at the Contribution of Freemasonry to the Evolution of Thought), Mimar Sinan,
1990, No. 77
8. Teoman
Biyikoglu, "Tampliyeler ve Hurmasonlar" (Templars and Freemasons),
Mimar Sinan, 1997, No.106
9. Christopher
Knight and Robert Lomas, The Hiram Key, Arrow Books, 1997
10. G. Delaforge,
The Templar Tradition in the Age of Aquarius; Christopher Knight, Robert Lomas,
The Hiram Key
11. C. Wilson,
The Excavation of Jerusalem, Christopher Knight, Robert Lomas, The Hiram Key
12. Murat Ozgen
Ayfer, Masonluk Nedir ve Nasildir? (What is Freemasonry and What is it Like?),
Istanbul 1992
13. Gougenot des
Mousseaux in Le Juif, La Judaïsme et la Judaïsation des Peuples Chrétiens, 2nd
edition, 1886
14. Nesta H.
Webster, Secret Societies And Subversive Movements, Boswell Publishing Co.,
Ltd., London, 1924
15. Theodore
Reinach, Histoire des Israélites and Salomon Reinach, Orpheus
16. Fabre
d'Olivet, La Langue Hébraïque, 1815
17. Mason Dergisi
(The Journal of Freemasonry), No. 48-49
18. Christopher
Knight, Robert Lomas, The Hiram Key, Arrow Books, London, 1997